Berbekal petunjuk dari pemuda di Pantai Watu Maladong, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Bawana. Begitu banyak persimpangan
jalan yang kami temui. Sempat membuat kami bingung dan tersesat. Beberapa kali bertanya warga sekitar juga
tidak membuahkan hasil.
|
Jalan buntu, kami tersesat. |
Dengan bermodalkan trial error dan feeling, Om Piet mencoba sebuah jalan di rerimbunan ilalang. Cukup sempit dan di ujungnya tertutup pepohonan. Awalnya sempat gak yakin ini jalannya Dan taraaaa... ternyata benar ada pemandangan laut indah di baliknya.
|
Indahnya ciptaan tuhan |
Setelah parkir mobil, sudah
tampak birunya laut dan suara deburan ombak. Lagi-lagi nggak sabar
dan langsung bergegas turun. Turunannya cukup terjal dan di bawahnya ada sebuah
tanjung sehingga kami bisa melihat pantai dari atas. Ternyata lokasi yang kami
inginkan sedikit meleset. Rencananya lokasi yang kami tuju berada di bawah
tanjung tersebut dimana harus naik mobil ke depan lagi dan menuruni tebing di
pinggir pantainya. Tapi kami pikir, saat itu laut sedang pasang, sehingga untuk
turun kebawah agak terbatas dan cukup bahaya karena ombak juga cukup besar.
Lagipula pemandangan dari atas tanjung juga luar biasa indahnya.
|
Tanjung tempat untuk melihat pantai bawana dari atas |
|
Karang bolong yang menjadi khas pantai bawana. Tampak air sedang pasang. Jadi agak bahaya untuk turun ke bawah. |
Berkali-kali
kami dibuat terkagum-kagum dengan keindahan pantai ini. Warna air dengan
berbagai gradasi warna biru, tebing kokoh yang ditumbuhi
pepohonon hijau, ombak besar dan panjang, cuaca yang cerah, dan kami melihat
semuanya itu dari ketinggian. Emejinnnggg... Berasa jadi dewa penguasa lautan.
:-D. Foto dari segala sudut disini semuanya indah. Keasyikan berfoto sampai membuat kami lupa lupa kalau cuaca saat itu cukup menyengat dan
membakar kulit.
|
Foto dari ujung tanjung. It's natural bridge. |
|
I look so tiny. |
|
Photo where you look like in savannah |
|
Di sisi sebelahnya juga ga kalah indahnya. Bisa keliatan Pantai Watu Maladong dari sini |
Puas berfoto, kami memilih duduk di sebuah lopo (pondok)
untuk bersantai sambil menikmati alam sekitar. Terima kasih banyak yang sudah
membuat lopo ini, sangat bermanfaat untuk beristirahat dan menikmati angin
pantai dari atas tanjung. Rasanya mau berlama-lama disini, tiduran di lopo atau
sekedar menikmati es kelapa atau rujak segar (Sayangnya nggak ada yang jualan
+_+).
|
Santai bangetttt. Mau bawa pulang lopo sekalian sama pemandangannya ke rumah. :-D |
Setelah cukup lama disini, kami bergegas ke lokasi selanjutnya yaitu
Danau Weekuri dan Pantai Mandorak yang jaraknya cukup jauh. Seperti biasa sudah
ada pemuda lokal menunggu untuk meminta kami mengisi buku tamu. Bedanya, mereka
mematok donasi sebesar 50 ribu. Walapun agak kurang ikhlas, tapi mau nggak mau
kami harus bayar. Sebenarnya nggak masalah ada pungutan asalkan resmi dan
bermanfaat bagi warga sekitar. Kenyataannya, hanya dimanfaatkan oknum saja.
0 komentar:
Posting Komentar