Pagi-pagi sekali kami bangun
karena ingin menikmati sunrise di Pantai Walakiri yang berada di sebelah timur
Waingapu. Dengan hanya cuci muka, jam 5 pagi kami sudah berangkat ke lokasi.
Perjalanan sekitar 40 menit. Pantai Walakiri merupakan pantai pasir putih yang
cukup landai. Saat tiba di sana kondisi pantai sedang surut sampai 500 meter
sehingga area pantai menjadi sangat luas. Banyak hewan – hewan laut seperti
rajungan, kerang, bulu babi, bintang laut, dan ikan kecil yang terjebak kondisi surut ini.
|
Semacam penginapan di Walakiri |
|
Sunrise tertutup awan |
|
Pantai Walakiri |
|
Pada saat pasang, tempat saya berdiri ini diselimuti air |
|
Anjing yang mengikuti kami terus saat di Walakiri |
|
Good Boy |
|
Bintang laut |
|
Hati-hati banyak bulu babi |
Ada satu spot unik yang menjadi
ikon di Pantai Walakiri, yaitu kumpulan pohon bakau yang mirip seperti kebun
bonsai. Lokasinya di ujung kiri pantai. Keunikan pohon bakau ini tidak kami
lewatkan untuk berfoto-foto dan melihat lebih dekat. Apalagi laut lagi surut
sehingga memudahkan kami menuju ke spot tersebut. Tapi hati-hati jangan sampai
keinjek bulu babi ya.
|
Pepohonan bakau di Walakiri |
|
I'm a part of them :-D |
|
Karena inilah Pantai Walakiri berbeda dengan pantai yang lain |
|
Closer look |
Matahari sudah bersinar cerah,
suhu udah agak panas dan kami meninggalkan lokasi. Rencananya kami kembali ke
hotel dan berberes untuk menuju bandara karena hari ini merupakan hari terakhir
kami di Sumba. Berhubung waktunya masih lama karena pesawat aku jam 11an, kami
diajak Bang Joni untuk ke sebuah bukit yang bisa ngeliat Bandara Waingapu dari ketinggian. Lokasinya
memang tidak terlalu wow, tapi pengalaman baru bisa ngeliat bandara yang ujung
landasannya diapit perbukitan. Harus waspada banget pilot kalau mau terbang
atau mendarat di bandara ini.
|
Perjalanan dari Walakiri ke Waingapu |
|
Jalanan rame pada mau berangkat ke sekolah |
|
Landasan Pacu Bandara Waingapu dari atas bukit |
|
Sungai dengan pulau ditengah yang katanya berbentuk kayak perahu |
|
Hati-hati kalau mau foto di pinggir tebing |
Balik ke hotel, sarapan pagi,
mandi, beres-beres trus check out menuju ke bandara. Kita singgah dulu beli
oleh-oleh di Toko Utama yang merupakan pusat oleh-oleh terkenal di Waingapu.
Ada kopi khas sumba, berbagai olahan kacang mede, aneka snack dll. Kelar
belanja, rasanya masih terlalu cepat kalau ke bandara. Bang Joni mengajak kami
menuju ke sebuah kampung tenun yang lokasinya masih di Kota Waingapu.
|
Kampung Tenun di Waingapu |
|
Ukiran di halaman rumah |
Di sana
kami di sambut oleh ketua perkumpulan penenun, Rambu Ana. Kami diajak untuk
melihat proses membuat tenun sumba mulai dari memintal benang, mewarnai, membuat
motif, menenun, sampai menjadi kain yang prosesnya bisa 6 bulan sampai 1 tahun
tergantung tingkat kerumitan. Material yang digunakan juga dari bahan-bahan
alami. Mulai dari benang maupun warna yang digunakan. Jadi jangan heran ya
kalau harganya bisa mencapai jutaan. Bahkan untuk kain yang berumur ratusan
tahun bisa mencapai 50 juta. Adakah yang beli? Jawabannya banyak. Rambu Ana gak
pernah sepi orderan. Bahkan beliau kewalahan untuk memenuhi permintaan
konsumen.
|
Pemintalan benang |
|
Membuat motif |
|
Persiapan menenun |
|
Proses menenun |
Kami diajak masuk ke sebuah rumah
yang dijadikan gallery kain-kain dan kerajinan khas sumba. Kainnya bagus-bagus
banget dan tiap kain itu ada filosofinya. Banyak dipajang juga foto artis dan
pejabat yang pernah berkunjung kesini. Walaupun kami gak membeli, tapi Rambu
Ana tetap dengan senang hati menjelaskan kain-kain tersebut bahkan kami
dibolehkan mencoba mengenakannya untuk berfoto. Big Thanks for Rambu Ana, semoga
sukses dan berjaya terus tenun khas Sumba. J
|
Rambu Ana menjelaskan makna dari motif di tiap kain |
|
Indah banget ya kainnya. Kualitas gak pernah bohong. |
|
Aneka aksesoris khas Sumba |
|
Foto-foto orang terkenal yang pernah berkunjung ke sini |
|
Katanya kalau saya keluar pakai kain motif ini akan disegani masyarakat karena motif yang dipakai untuk keluarga bangsawan. Hmm.. :-) |
Finally kami diantar Bang Joni
menuju Bandara Umbu Mehang Kunda, Waingapu. Tandanya berakhir sudah trip Sumba
ini. Sedih sih (kok jadi baper ya). Perjalanan 5 hari 4 malam yang mengesankan.
Melihat indahnya alam dan budaya Sumba. Ini menjadi pengalaman yang akan terus
dikenang. Semoga bisa berkunjung kesini lagi mengexplore keindahan Sumba yang
lain, nonton pasola, atau nginap di resort terbaik sedunia Nihiwatu. Aminnnn. Hehe..
Thanks buat my travelmate, Bunga. Walaupun serba dadakan dan banyak drama
sebelumnya, tapi terlaksana juga ya. Buat driver kami, Om Piet dan Bang Joni
semoga bisa ketemu di lain waktu. Huhu..
Sampai Jumpa, Sumba..!!!!
|
Bandara Umbu Mehang Kunda, Waingapu |
|
See you Sumba :-* |