Setelah perjalanan sekitar 3 jam dan singgah di beberapa tempat, akhirnya kami tiba di Kota Waingapu. Kami makan siang dulu sambil melepas lelah dan ngadem juga. Sekitar sejam lebih baru kami lanjut menuju Kampung adat Raja Prailiu yang berada di tengah Kota Waingapu. Diliat bangunan sekelilingnya sudah banyak pengaruh modernitas dari kampung ini. Tapi masih cukup kuat memegang nilai-nilai adat yang tampak dari upacara kematian yang kami liat saat berkunjung kesana.
Kota Waingapu |
Patung Kuda Selamat Datang Di Waingapu Ibukota Kab. Sumba Timur |
Kami memasuki sebuah rumah adat yang cukup besar dan tampak masih baru. Di dalamnya seperti sebuah museum. Ada berbagai macam tenun dan baju adat Sumba. Kami tertarik untuk mencoba mengenakan pakaian adatnya. Dibantu dengan penjaga rumah tersebut, kami dipakaikan pakaian khas Sumba lengkap dengan golok. Berasa jadi Umbu Sumba dalam sehari. :-D
Rumah adat yang tampak mencolok |
Kuburan di Kampung Raja Prailiu |
Kuburannya banyak ukiran dan patung |
Tampak dalam rumah adat |
Bagus-bagus kainnya |
Foto bersama bapak tetua adat |
Santai depan rumah |
Acara kematian di salah satu rumah warga |
Setelah memberi tips 50 ribu ke penjaga rumah adat tadi, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Puru Kambera yang berada di sebelah barat Kota Waingapu. Sekitar 40 menit dengan jalanan yang cukup bagus walaupun agak sempit dan menanjak. Puru Kambera sendiri merupakan sebuah padang savanna yang luas banget. Banyak kuda-kuda yang sedang merumput di sini. Buat pencinta fotografi, lokasi ini sangat photogenic.
Ruas jalan menuju puru kambera |
Pemandangan sepanjang jalan |
Banyak kuda yang bebas berkeliaran sedang merumput |
Tiba di Puru Kambera cuacanya masih cukup terik. Kami akhirnya memilih menuju Pondok Wisata Pantai Cemara untuk bersantai yang tidak terlalu jauh. Ada resort di kawasan ini yang menghadap langsung di pinggir pantai. Kami hanya duduk santai di restonya sambil menikmati hidangan pisang goreng dan soft drink.
Pintu masuk resort |
Pantai Puru Kambera |
Banyak pepohonan rindang. Suasana cukup sejuk. |
Santai dulu menunggu cuaca tidak terlalu terik |
Setelah agak sorean baru kami kembali menuju Puru Kambera. Lokasi ini sangat eksotis. Padang savanna berwarna kecoklatan dan diselingi dengan pepohonan kering yang berdaun kecoklatan juga. Karena wilayahnya sangat luas, kami memilih lokasi yang bagus untuk berfoto. Seneng banget menikmati sore disini sampai matahari terbenam. Berasa banget lagi berada di Sumba. Seperti di dalam puisi karya Taufiq Ismail, Beri Daku Sumba. “Rinduku pada Sumba adalah rindu padang-padang terbuka. Di mana matahari membusur api di atas sana”
Tenang aja, gak ada binatang buas di sini. hehe.. |
Indahnya alam Sumba Timur |
Sunsetnya tertutup awan. Padahal lokasinya udah pas banget |
Udah mau gelap. Saatnya balik. |
Mobil sewaan sudah menunggu |
Saat matahari terbenam kami kembali ke Waingapu untuk makan malam di area pelabuhan untuk menikmati berbagai macam seafood. Warungnya sederhana tapi makanannya cukup enak. Apalagi memang lagi ngidam seafood pada saat itu. Pulang makan, kami check in hotel di Efin untuk beristirahat. Perjalanan hari ini sama melelahkannya seperti di hari ke-3. Tapi hati senang karena lokasi yang kami kunjungi bener-bener bagus. See you tomorrow. ZZzzzzz....
0 komentar:
Posting Komentar