Travel Diary Every Journey has a story to share

Rabu, 03 Januari 2018

Solo Traveling ke Singapura. Gampang banget dan seru.


Hai semua.. Pada tulisan kali ini, saya mau berbagi tentang perjalanan akhir november lalu ke 4 negara ASEAN yaitu Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Malaysia. Awalnya Cuma mau ke Vietnam Kamboja, tapi karena harus transit, ya sekalian aja nambah satu hari buat jalan2 di Singapura dan Kuala Lumpur. Untuk detail itinerary dan biaya ntar di akhir ya.
Btw saya berangkat dari Timor Leste. Saya ambil penerbangan Kupang ke Singapore, jadi siang hari berangkat menuju Kupang dan bermalam untuk menunggu penerbangan esok hari.

DAY 1
Pukul 06.30 tiba di Bandara El-Tari. dan boarding sekitar jam 08.00. Transit 3 jam di Jakarta , saya tiba di Singapore jam 15.45. Suasana Bandara Changi cukup sepi waktu itu walaupun saat masuk pintu imigrasi lumayan panjang antriannya. Sebagai bandara yang cukup tersohor, saya cukup terbantu dengan penunjuk arah mulai dari pintu kedatangan, imigrasi, sampai ke lokasi MRT. Semuanya jelas tertera di setiap sudut bandara. Jadi bisa cukup hemat waktu juga tanpa tersesat atau nanya2 petugas disana.
area imigrasi
Begitu keluar pintu imigrasi, yang saya lakukan pertama yaitu ke money changer dan beli simcard. Saya beli singtel seharga S$15 valid sampai 7 hari dengan kuota 100 GB (banyak bet) dan ada bonus telpon juga. Saya hanya 2 hari di Singapore, rasanya mahal untuk harga segitu. Tapi gak ada pilihan lain yang lebih baik, ya beli juga demi bisa stay connect internet terus J.
Di stasiun MRT saya beli kartu STP (Singapore Tourist Pass) untuk 2 hari seharga S$16 + deposit S$10. Bisa free naik MRT dan BUS ke mana aja. Recommended buat yang ke singapore wisata 2-3 hari karena cukup murah dan praktis.
Praktis dan lebih murah

Karena masih sore, saya langsung menuju ke Marina Barrage untuk menikmati senja disana. Sayangnya waktu itu langit berawan dan sesekali hujan. Tapi suasana disana cukup nyaman. Ada rooftop yang diselimuti rumput yang luas tempat orang bersantai, bermain layangan, bola, atau bersepeda. Dari sini bisa keliatan lepas pantai Singapura yang penuh dengan kapal kargo dan juga tampak singapura skyline yang cukup indah. Apalagi saat hari mulai gelap dan lampu-lampu mulai menyala.
Rooftop marina barrage
Singapore Skyline at night

Marina Barrage merupakan bendungan yang berfungsi sebagai pengendali banjir dan sumber air bersih bagi Singapore. Lokasi ini dilengkapi oleh bangunan pompa, solar panel, dan rooftop yang diselimuti rumput hijau. Setiap sore banyak orang yang berekreasi disini karena lokasinya yang tenang dan jauh dari keramaian kota.
Saat langit mulai gelap, saya menuju hostel untuk check in. Yup, saya memilih menginap di hostel karena murah. Apalagi traveling sendiri kan. Alasan lain karena di hostel kita ketemu orang2 dari banyak negara. Lumayan bisa jadi temen ngobrol atau sharing tentang perjalanan mereka.
Saya menginap di hostel Beary Best yang deket banget dengan MRT China Town. Saya pesan melalui traveloka. Alhamdulillah semua hostel yang saya pesan melalui traveloka ga ada masalah.

Beary Best Hostet
Suasana dalam kamar
Setelah check in dan mandi saya menuju ke Orchard Road. Bukan mau belanja, tapi cuma pengen liat jalanan disana yang dihiasi lampu2 bernuansa Natal. Setiap sebulan sebelum Natal, Orchard disulap menjadi Chrismast on a greet street. Banyak spot2 lucu untuk foto. Saya memilih untuk menikmati es krim potong legendaris seharga S$1.5. Gak lama2 di orchard, saya kembali ke hostel sekitar pukul 10.30. Sebelumnya makan malam dulu di McD Chinatown yang buka 24 jam. Saking antusiasnya jalan-jalan sampai lupa makan ya. :-D
Ion Mall
Live Music
Es krim potong fenomenal
Suasana MRT malam hari

DAY 2
Prinsip saya jangan kebanyakan tidur saat trip. Jadi, pagi2 jam 6 udah bangun trus jogging. Pagi itu cuaca berawan, jadi suasananya adem banget. Rute yang saya pilih yaitu dari Upper Street Road Chinatown melewati gedung2 tinggi Singapore, menyusuri sungai, dan didepan Hotel Fullerton saya nyebrang. Berakhir di jembatan dekat Merlion Park. Dari sana saya bisa ngeliat Marina Bay sSnd, Patung Merlion, dan Singapore Skyline. Bersyukur banget cuaca berawan, jadi betah bersantai lama di tempat ini.
Selfie dengan background gedung2 tinggi
Kuil Hindu Sri Maiamman
Kuil Budha
Pukul 09.30 saya balik, mandi, beres2 kemudian check out. Tapi barang2 saya titipkan di hostel dan  akan diambil ntar malam. Sebelumnya saya juga beli tiket Garden by the Bay di hostel yang lebih murah S$5. Tujuan saya selanjutnya yaitu ke Kawasan Kampung Glam. Pertama saya menuju ke Malay Heritage Museum untuk melihat sejarah melayu di Singapura. Bangunan museum cukup baik dan informatif. Banyak foto tentang bagaimana kondisi Singapore tempo dulu yang hampir sama seperti kampung di wilayah indonesia. Sangat berbeda dengan Singapura sekarang yang sudah menjelma menjadi kota yang modern.
Malay Heritage Museum
Singapura tempo dulu
Setelah berkeliling saya makan Nasi Padang tepat di sebelah museum. Harga nasi ikan plus teh tarik sekitar S$8. Rasanya cukup pas di lidah lah. J

Perut sudah kenyang, saya berkeliling di kawasan kampung glam yang dipenuhi bangunan toko jadul yang telah disulap menjadi sangat artistik. Banyak lukisan atau mural di tiap dinding bangunan. Sehingga menjadikannya spot yang sangat instagrammable. Tetapi yang menjadi ikon Kampung Glam yaitu Masjid Sultan. Masjid ini merupakan mesjid pertama di Singapura dan satu2nya mesjid yang boleh mengumandangkan azan dengan speaker.
Masjid Sultan
Tempat makan halal di sepanjang jalan
Setelah sholat saya menuju ke Marina Bay Sand yang boleh dibilang lokasi paling hits di Singapura. Kawasan ini berdiri di atas lahan hasil reklamasi yang terdiri dari Hotel Marina Bay Sand dan Garden of the Bay. Begitu tiba, saya menuju ke Skydeck Marina Bay Sand dengan membeli tiket masuk seharga $S23. Dari sini kita bisa melihat Singapura dari atas. Pemandangannya cukup bagus. Tapi berhubung saya agak takut ketinggian, gak berani di pinggir2 banget. Secara waktu itu juga angin lumayan kencang ya. Btw kalau kamu nginap di hotel Marina Bay Sand, ke sky deck nya gratis dan bisa dapat akses ke infinity pool. For info harga per malam hotelnya sekitar 10 juta. :-D
Sky Deck Marina Bay Sand
Singapore dari ketinggian
Foto tapi deg2an takut ketinggian :-)
Garden of the Bay
Skyline again
Turun dari skydeck saya menuju art science museum. Isinya berupa layar-layar yang menampilkan warna-warni lampu gitu. Ada kelap-kelip lampu yang banyak dijadikan spot foto sama orang2. Yang paling saya suka disini yaitu pas kita gambar sesuatu di kertas dan ketika di-scan, gambar kita muncul di layar dalam bentuk animasi. Cukup menarik dan menghibur ya. Berasa udah jadi animator handal. :-D
Foto dengan background cahaya
Very colourful. Cocok buat bawa anak2
Sketch by me :-p
Spot paling rame buat foto
Kemudian lanjut ke Rain Forest yang merupakan hutan buatan yang dibangun dalam sebuah kubah raksasa. Begitu masuk berasa kayak lagi di daerah pegunangan. Cuacanya sejuk, ada air terjun juga, trus dipenuhi tanaman2 hijau. Gak jauh dari situ ada flower dome yang isinya bunga2 dari berbagai macam jenis di dunia. Karena hari sudah gelap, waktu itu suasana di dalam dipenuhi dengan lampu warna-warni yang membuat suasana semakin semarak. Jam 8 saya bergegas menuju Super Tress yang masih berada di satu kawasan untuk melihat pertunjukan lampu. Walau Cuma sekitar 30 menit, pertunjukan lampu ini menjadi penutup yang manis perjalanan saya di Singapura. Apalagi ini gratis tis tis. J

Makan malam di Satay by the Bay
Air terjun buatan
Rain forest
Flower Dome

Dari Marina Bay, saya jalan-jalan dulu sekitar pasar malam Chinatown. Banyak yang jual oleh2 disini dan harganya cukup bersaing lah. Puas keliling saya ambil tas di hostel dan menuju ke Bandara sekitar jam 11. Alhamdulillah masih ada MRT. Btw penerbangan saya ke Ho Chi Minh yaitu besok pagi jam 7. Berhubung di Singapura MRT paling pagi jam 6 dan kalau harus naik taxi sekitar S$40 (kalau terlalu pagi kena midnight charge hampir 2 kali harga normal) jadi saya memilih menginap di bandara aja. Lumayan bisa hemat penginapan juga. :-D

Saya naik pesawat jetstar dan bisa early check in secara online, jadi bisa langsung masuk ke terminal keberangkatan. Lumayan disana banyak spot untuk tidur. Yang penting jangan lupa bawa jaket karena kalau sudah malam di dalam bandara cukup dingin. 

Jumat, 01 September 2017

Air Terjun Oefoko, oase di tengah alam Oecusse yang gersang




Hari ini proyek libur karena bertepatan dengan hari raya Idul Adha. Pagi jam 7 kami melaksanakan shalat Ied bersama dan dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban. Untuk acara yang kedua saya tidak begitu tertarik karena gak kuat harus ngeliat hewan disembelih. Berhubung hari itu bingung mau kemana, akhirnya tercetus untuk wisata air terjun di wilayah Oecusse. What? Air terjun? Agak pesimis kalau di musim kering gersang begini masih ada air mengalir. Sungai dan bendungan saja airnya kering sampai dasar. Tapi karena diyakinkan pasti ada airnya ,akhirnya tetap berangkat juga.
Baru selesai Sholat Eid
Dengan mengendarai mobil dan dua buah motor (total yang berangkat 12 orang) kami pergi menuju lokasi. Sebelumnya beli jajan dan snack dulu di Toko Fernando (semacam mini market terhits se-Oecusse). Lokasi air terjun berada di daerah Padiae yang melintasi jalan menuju daerah Tono. Saat ketemu gereja Padiae kemudian belok kiri dan jalan beraspal berubah menjadi berbatu. Total perjalanan sekitar 20 menit saja sampai kami tiba di rumah penduduk untuk parkir kendaraan. Disana kami ketemu Dino, warga lokal yang bekerja di Proyek Bandara Oecusse. Dia yang akan menjadi guide untuk mengantarkan kami ke lokasi air terjun. Untuk menuju kesana kami diminta membayar $25 kepada ketua RT setempat.
Alam Oecusse yang kering di musim kemarau
Tiba di lokasi parkir. Bem-Vindo
Istirahat sejenak sebelum trekking
Naran Saida? - Siapa namanya? :-D
My Trip My Adventure Oecusse ready to go
Waktu itu sudah pukul 11 siang. Kami berjalan kaki menuju lokasi air terjun. Jalanan cukup menantang dengan melintasi jalanan sempit, berbatu, dan kadang menanjak. Ditambah matahari juga begitu menyengat saat itu. Bener-bener sangat menguras tenaga. Jalur yang kami lintasi ini sebenarnya merupakan aliran sungai. Cuma berhubung lagi musim kering dimana hujan sama sekali tidak turun selama berbulan-bulan, jadi hanya berupa bebatuan saja. Di perjalanan kami juga menemukan semacam embung untuk menahan air, walaupun air sama sekali tidak ada.
Trekking dimulai
Matahari terik sekali
Tetap semangat
Istirahat sejenak
mulai menelusuri aliran sungai yang kering
Masih banyak tenaganya, jadi bentar2 foto. :-P
Fisik memang harus prima kalau kesini
Embung Oefoko untuk mengatur air saat hujan
Dibangun tahun 1988 saat masih Propinsi Timor Timur
Setelah 20 menit berjalan, barulah suasana sedikit rindang dan mulai tampak aliran air. Horeee.. ternyata masih ada aliran air yang belum kering di Oecusse. Kami berjalan di atas aliran air tersebut dan kaki terasa sejuk sekali. Tapi jalanan menjadi lebih sulit karena selain aliran air juga banyak batu-batu besar. Jadi harus extra hati-hati agar tidak terpeleset.
mulai banyak pepohonan hijau
kebun sayur warga
Masih jauh, terus semangat
Foto bersama saat ketemu genangan air pertama kali
Pipa-pipa ini diganakan warga untuk mengaliri air sampai pemukiman
suasana mulai sejuk. Banyak pepohonan
Diapit tebing-tebing tinggi
Banyak bebatuan, hati-hati biar gak kepeleset
Jalur trekking mulai berair
Suasananya asri banget. Banyak kedengaran suara burung.
Ketemu air yang cukup dalam
Small nature jacuzzi
Terus jalan,dikit lagi sampai
Sumber air su dekat kawan. Yuhuuuu
Airnya segar. Cuci muka dulu biar hilang capek dikit
Total perjalanan sekitar 40 menit sampai akhirnya tiba di air terjun yang tingginya sekitar 10 meter. Airnya tidak begitu deras dan kolam dibawahnya juga relatif sempit. Tapi bagi kami yang tinggal di daerah kering ibarat ketemu oase di padang pasir. Udara sekitar sangat sejuk dan airnya juga dingin menyegarkan. Foto-foto sebentar, kami tidak tahan untuk nyebur. Paling dalam airnya sekitar dada orang dewasa. Keseruan selama di sana bisa diliat di foto-foto aja. Buat yang lagi di Oecusse dan bingung kemana, this place is totally worth it. Happy holiday. J
Mulai kelihatan air terjunnya
Akhirnya sampai juga kesini kakak. Yayyyy
What a happy face
Airnya cukup jernih. Gak sabar pengen nyebur
Air terjun terbaik se Oecusse raya
Airnya dingin banget
Ayo ikutan nyebur mbak
Pijit-pijit ala safety morning
Time to go back. Sampai jumpa di trip berikutnya